Sorotan
Mengatasi dampak Pandemi di Dunia Pendidikan
Setahun lebih setelah pandemi, anak dan remaja di Indonesia
menghadapi tantangan ‘kenormalan baru’. Pandemi memiliki dampak
sekunder yang luas terhadap 80 juta anak Indonesia dan kehidupan sehari-hari
mereka. Pendidikan jutaan anak dan remaja terganggu
Keputusan pemerintah yang mendadak dengan
meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah/madrasah menjadi
di rumah, membuat kelimpungan banyak pihak. Ketidaksiapan stakeholder
sekolah/madrasah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama
kekacauan ini, walaupun sebenarnya pemerintah memberikan alternatif solusi
dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebagai syarat kenaikan atau
kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi darurat seperti saat ini.
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai
pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat
berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan teknologi
sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya
bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas
pembelajaran daring ini .
Antara lain Penguasaan teknologi yang masih
rendah Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi, tidak semua sudah
terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya, keterbatasan
sarana dan prasarana Kepemilikan perangkat pendukung teknologi,
Pertama, Penguasaan teknologi yang masih rendah
Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi terutama guru generasi X
(lahir tahun 1980 ke bawah) yang pada masa mereka penggunaan teknologi belum
begitu masif. Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau belajar, pasti mampu
karena prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap
menghadapi perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya.
Keadaan hampir sama juga di alami oleh para
siswa, tidak semua sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan
sehari-harinya. Di sekolah pun mereka harus rebutan dalam menggunakan perangkat
teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang dimiliki oleh
sekolah/madrasah bahkan tidak semua sekolah/madrasah sudah terkoneksi ke
internet demikian juga kemungkinan mereka tidak dikenalkan teknologi dalam
pembelajaran. Disamping itu juga tidak semua orangtua mereka mampu memberikan
fasilitas teknologi kepada anak-anaknya.
Metode pembelajaran daring ini sebenarnya sudah
bukan barang baru, sebab di beberapa negara terutama di negara maju kegiatan
ini sudah terbiasa. Proses pembelajaran di perguruan tinggi apalagi, tidak
hanya di luar negeri namun di Indonesia juga sudah terbiasa dilaksanakan, namun
untuk pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah belum
begitu populer sehingga diperlukan persiapan yang sungguh-sungguh agar bisa
berjalan dengan baik.
Perkembangan zaman akan menuntut perubahan
peradaban, dan hal ini akan berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang
sudah biasa dilakukan. Pada zaman yang serba teknologi seperti saat ini, tidak
menutup kemungkinan Proses Belajar Mengajar (PBM) selanjutnya akan dilaksanakan
secara daring, mengingat efektifitas dalam kegatan transfer ilmu pengetahuan
yang sangat baik, cepat, mudah dan murah.
Perubahan peradaban dan metode ini menuntut
stakeholder pendidikan untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti perkemabangan
zaman seperti saat ini. Tak ada seorangpun yang dapat membantah ataupun menolak
pesatnya perkembangan teknologi ini, bahkan kalau ada yang menolaknya, maka
siap-siap saja akan tertinggal, bahkan akan terlindas oleh orang lain.
Teknologi ibarat dua mata pisau yang
masing-masing memiliki peran yang sama besarnya, yaitu sisi positif dan negatif
yang memberikan pengaruh terhadap perubahan peradaban manusia. Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi,
oleh karena itu literasi teknologi sangat penting bagi masyarakat, agar
penggunaan teknologi betul-betul bermanfaat tanpa merugikan dan juga berdampak
negatif terhadap tatanan kehidupan.
Khusus dalam bidang pendidikan, literasi
teknologi ini perlu dipelajari oleh seluruh stakeholder pendidikan, terutama
dalam pemanfaatannya sebagai media pembelajaran daring yang saat ini sedang
dilakukan Bergesernya perilaku manusia dari manual ke digital seperti yang
terjadi saat ini dari segi positifnya adalah dapat mempermudah menyelesaikan
urusan manusia. Pekerjaaan bisa dilakukan tanpa memerlukan waktu lama, biaya
yang bisa ditekan dan tempat yang tidak terbatas. Saat ini manusia bisa
mencukupi kebutuhan mereka ketika berada di dalam rumah, termasuk pendidikan
yang dapat mereka akses kapan pun waktu yang mereka inginkan, tidak terbatas
seperti ketika ada di sekolah/madrasah.
Namun perubahan perilaku ini juga bukan tanpa
dampak negatif. Salah satunya adalah nilai sosial antar sesama manusia menjadi
berkurang karena jarangnya interaksi secara langsung diantara mereka.
Sifat individualistis pasti akan sangat kental di zaman digital seperti saat
ini, rasa empati dan simpati antar sesama akan melemah dan semua hal akan lebih
banyak diukur dengan materi.. (sumber Editor : Nunik)
Pada dasarnya nilai sosial adalah suatu perilaku atau
tindakan individu yang dianggap baik oleh kebanyakan masyarakat. Dalam buku
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (2006) karya Bagja Waluya, nilai sosial adalah penghargaan yang
diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang terbukti memiliki daya guna
fungsional bagi kehidupan bersama. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud),
Banyak
tokoh-tokoh sosiologi yang mengartikan nilai sosial. Kimball Young, berpendapat bahwa nilai sosial adalah asumsi yang
abstrak dan sering tidak disadari apa yang baik dan benar. Serta apa yang
dianggap penting oleh masyarakat. A.W Green, tokoh sosiologi dari Amerika
Serikat mengatakan bahwa nilai sebagai kesadaran yang secara efektif berlangsung
disertai emosi terhadap obyek. Tokoh sosiologi Indonesia, Soerjono Soekanto
berpendapat bahwa nilai sosial adalah konsepsi abstrak di dalam diri manusia
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Karakteristik nilai sosial Nilai sosial
merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat. Karena setiap masyarakat
yang bersangkutan harus melestarikan dengan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa karakteristik dalam nilai sosial, yakni: Nilai sosial
diperoleh melalui proses interaksi. Bukan perilaku warisan biologis yang dibawa
sejak lahir. Ditransformasikan atau diwariskan lewat proses belajar yang
dibarengi sosialisasi, akulturasi, dan difusi. Nilai sosial berupa ukuran atau
peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Setiap
masyarakat memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda. Masing-masing nilai sosial
yang ada dalam masyarakat memiliki efek atau dampak yang berbeda-beda.
Memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat.
Ada
beberapa fungsi nilai sosial di masyarakat, yakni: Dalam menyumbangkan
perangkat norma sosial yang dapat menetapkan kedudukan seseorang pada kelompok
masyarakat. Dapat mengarahkan anggota masyarakat dalam berpikir dan bertingkah
laku. Karena masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan bertingkah laku
yang terbaik. Nilai sosial merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi
peranan-peranan sosialnya. Sebagai solidaritas di kalangan anggota kelompok
atau masyarakat. Sebagai alat pengawas atau kontrol perilaku manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nilai Sosial, Arti, Fungsi dan
Macamnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/16/170000869/nilai-sosial-arti-fungsi-dan-macamnya?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan
cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain dan membutuhkan bantuan
serta hubungan satu sama lain untuk kerjasama dan kebersamaan mencapai
suatu tujuan. Hubungan pada hakikatnya untuk memupuk kesadaran akan pentingya
saling bantu membantu satu sama lain. Kehidupan sosial bermasyarakat perlu ditanamkan
dimanapun dan kapanpun agar tumbuh rasa saling tolong-menolong. Oleh karenan
itu, kita perlu mempererat nilai sosial melalui hubungan kolega, sahabat dan
keluarga, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis dalam kebersamaan. by :
Adie Erar Yusuf
Pentingnya nilai-nilai sosial ini perlu
menanamkan nilai sosial dalam diri peserta didik karena berfungsi sebagai
kerangka acuan dalam berinteraksi dan berperilaku dengan sesama sehingga
keberadaanya dapat diterima oleh gurunya dan akan menjadi pondasi penting bagi
bangsa dan negara, Sebaliknya tanpa nilai–nilai sosial suatu masyarakat dan
Negara tidak akan memperoleh kehidupan yang harmonis dan demokrasi. Nilai juga
dapat memotivasi manusia, hal itu dapat dilihat pada kehidupan guru di
lingkungan sekolah. Sebagian besar guru menempatkan diri sebagai pribadi yang
mesti memberikan teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Karena pemahaman
tersebut, sang guru berusaha menjaga tindakan-tindakan agar sesuai dengan
harapan masyarakat, dan dia tidak segan terlibat aktif dalam kegiatan sosial.
Nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup oleh peserta didik dalam
menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga menjadi pedoman hidup
siswa/siswi dalam berinteraksi dengan guru dan masyarakat lainnya. Sehingga
nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun dengan
sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan penyesuaiannya
dengan setiap individu saat ia dewasa membutuhkan system yang mengatur atau
semacam arahan untuk bertindak guna menumbuhkan kepribadian yang baik dalam
bergaul dan berinteraksi dengan gurunya.
Strategi guru di dalam kelas memiliki
strategi penyampaian yang baik mampu menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, sehingga siswa akan aktif dalam mengikuti suasana
pembelajaran. Jadi guru kreatif itu sangat penting karena dengan menjadi
seorang guru yang kreatif maka akan mudah untuk menyusun strategi mengajar yang
menarik untuk peserta didik untuk mengaktifkan kelas dan menjadikan peserta
didik aktif dalam proses pembelajaran di kelas, karena dengan adanya strategi
mengajar yang menarik akan memotivasi peserta didik aktif untuk belajar.
Dirangkum dari berbagai sumber di internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar