Rabu, 25 Mei 2022

 

 

Sorotan

Mengatasi dampak Pandemi di Dunia Pendidikan


Setahun lebih setelah pandemi, anak dan remaja di Indonesia menghadapi tantangan ‘kenormalan baru’. Pandemi memiliki dampak sekunder yang luas terhadap 80 juta anak Indonesia dan kehidupan sehari-hari mereka. Pendidikan jutaan anak dan remaja terganggu

Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah/madrasah menjadi di rumah, membuat kelimpungan banyak pihak. Ketidaksiapan stakeholder sekolah/madrasah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama kekacauan ini, walaupun sebenarnya pemerintah memberikan alternatif solusi dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebagai syarat kenaikan atau kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi darurat seperti saat ini.

Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran daring ini .

Antara lain Penguasaan teknologi yang masih rendah Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi, tidak semua sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya, keterbatasan sarana dan prasarana Kepemilikan perangkat pendukung teknologi,

Pertama, Penguasaan teknologi yang masih rendah Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi terutama guru generasi X (lahir tahun 1980 ke bawah) yang pada masa mereka penggunaan teknologi belum begitu masif. Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau belajar, pasti mampu karena prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap menghadapi perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya.

Keadaan hampir sama juga di alami oleh para siswa, tidak semua sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Di sekolah pun mereka harus rebutan dalam menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang dimiliki oleh sekolah/madrasah bahkan tidak semua sekolah/madrasah sudah terkoneksi ke internet demikian juga kemungkinan mereka tidak dikenalkan teknologi dalam pembelajaran. Disamping itu juga tidak semua orangtua mereka mampu memberikan fasilitas teknologi kepada anak-anaknya.

Metode pembelajaran daring ini sebenarnya sudah bukan barang baru, sebab di beberapa negara terutama di negara maju kegiatan ini sudah terbiasa. Proses pembelajaran di perguruan tinggi apalagi, tidak hanya di luar negeri namun di Indonesia juga sudah terbiasa dilaksanakan, namun untuk pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah belum begitu populer sehingga diperlukan persiapan yang sungguh-sungguh agar bisa berjalan dengan baik.

Perkembangan zaman akan menuntut perubahan peradaban, dan hal ini akan berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang sudah biasa dilakukan. Pada zaman yang serba teknologi seperti saat ini, tidak menutup kemungkinan Proses Belajar Mengajar (PBM) selanjutnya akan dilaksanakan secara daring, mengingat efektifitas dalam kegatan transfer ilmu pengetahuan yang sangat baik, cepat, mudah dan murah.

Perubahan peradaban dan metode ini menuntut stakeholder pendidikan untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti perkemabangan zaman seperti saat ini. Tak ada seorangpun yang dapat membantah ataupun menolak pesatnya perkembangan teknologi ini, bahkan kalau ada yang menolaknya, maka siap-siap saja akan tertinggal, bahkan akan terlindas oleh orang lain.

Teknologi ibarat dua mata pisau yang masing-masing memiliki peran yang sama besarnya, yaitu sisi positif dan negatif yang memberikan pengaruh terhadap perubahan peradaban manusia. Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi, oleh karena itu literasi teknologi sangat penting bagi masyarakat, agar penggunaan teknologi betul-betul bermanfaat tanpa merugikan dan juga berdampak negatif terhadap tatanan kehidupan.

Khusus dalam bidang pendidikan, literasi teknologi ini perlu dipelajari oleh seluruh stakeholder pendidikan, terutama dalam pemanfaatannya sebagai media pembelajaran daring yang saat ini sedang dilakukan Bergesernya perilaku manusia dari manual ke digital seperti yang terjadi saat ini dari segi positifnya adalah dapat mempermudah menyelesaikan urusan manusia. Pekerjaaan bisa dilakukan tanpa memerlukan waktu lama, biaya yang bisa ditekan dan tempat yang tidak terbatas. Saat ini manusia bisa mencukupi kebutuhan mereka ketika berada di dalam rumah, termasuk pendidikan yang dapat mereka akses kapan pun waktu yang mereka inginkan, tidak terbatas seperti ketika ada di sekolah/madrasah.

Namun perubahan perilaku ini juga bukan tanpa dampak negatif. Salah satunya adalah nilai sosial antar sesama manusia menjadi berkurang karena jarangnya interaksi secara langsung diantara mereka. Sifat individualistis pasti akan sangat kental di zaman digital seperti saat ini, rasa empati dan simpati antar sesama akan melemah dan semua hal akan lebih banyak diukur dengan materi.. (sumber Editor : Nunik)

Pada dasarnya nilai sosial adalah suatu perilaku atau tindakan individu yang dianggap baik oleh kebanyakan masyarakat. Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (2006) karya Bagja Waluya, nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang terbukti memiliki daya guna fungsional bagi kehidupan bersama. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),

Banyak tokoh-tokoh sosiologi yang mengartikan nilai sosial. Kimball Young, berpendapat bahwa nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari apa yang baik dan benar. Serta apa yang dianggap penting oleh masyarakat. A.W Green, tokoh sosiologi dari Amerika Serikat mengatakan bahwa nilai sebagai kesadaran yang secara efektif berlangsung disertai emosi terhadap obyek. Tokoh sosiologi Indonesia, Soerjono Soekanto berpendapat bahwa nilai sosial adalah konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

Karakteristik nilai sosial Nilai sosial merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat. Karena setiap masyarakat yang bersangkutan harus melestarikan dengan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa karakteristik dalam nilai sosial, yakni: Nilai sosial diperoleh melalui proses interaksi. Bukan perilaku warisan biologis yang dibawa sejak lahir. Ditransformasikan atau diwariskan lewat proses belajar yang dibarengi sosialisasi, akulturasi, dan difusi. Nilai sosial berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Setiap masyarakat memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda. Masing-masing nilai sosial yang ada dalam masyarakat memiliki efek atau dampak yang berbeda-beda. Memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat.

Ada beberapa fungsi nilai sosial di masyarakat, yakni: Dalam menyumbangkan perangkat norma sosial yang dapat menetapkan kedudukan seseorang pada kelompok masyarakat. Dapat mengarahkan anggota masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Karena masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan bertingkah laku yang terbaik. Nilai sosial merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosialnya. Sebagai solidaritas di kalangan anggota kelompok atau masyarakat. Sebagai alat pengawas atau kontrol perilaku manusia.

Artikel ini telah tayang di 
Kompas.com dengan judul "Nilai Sosial, Arti, Fungsi dan Macamnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/16/170000869/nilai-sosial-arti-fungsi-dan-macamnya?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto

Download aplikasi 
Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: 
https://bit.ly/3g85pkA
iOS: 
https://apple.co/3hXWJ0L

 

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain dan membutuhkan bantuan serta hubungan satu sama lain untuk  kerjasama dan kebersamaan mencapai suatu tujuan. Hubungan pada hakikatnya untuk memupuk kesadaran akan pentingya saling bantu membantu satu sama lain. Kehidupan sosial bermasyarakat perlu ditanamkan dimanapun dan kapanpun agar tumbuh rasa saling tolong-menolong. Oleh karenan itu, kita perlu mempererat nilai sosial melalui hubungan kolega, sahabat dan keluarga, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis dalam kebersamaan. by : Adie Erar Yusuf

Pentingnya nilai-nilai sosial ini perlu menanamkan nilai sosial dalam diri peserta didik karena berfungsi sebagai kerangka acuan dalam berinteraksi dan berperilaku dengan sesama sehingga keberadaanya dapat diterima oleh gurunya dan akan menjadi pondasi penting bagi bangsa dan negara, Sebaliknya tanpa nilai–nilai sosial suatu masyarakat dan Negara tidak akan memperoleh kehidupan yang harmonis dan demokrasi. Nilai juga dapat memotivasi manusia, hal itu dapat dilihat pada kehidupan guru di lingkungan sekolah. Sebagian besar guru menempatkan diri sebagai pribadi yang mesti memberikan teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Karena pemahaman tersebut, sang guru berusaha menjaga tindakan-tindakan agar sesuai dengan harapan masyarakat, dan dia tidak segan terlibat aktif dalam kegiatan sosial. Nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup oleh peserta didik dalam menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga menjadi pedoman hidup siswa/siswi dalam berinteraksi dengan guru dan masyarakat lainnya. Sehingga nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun dengan sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan penyesuaiannya dengan setiap individu saat ia dewasa membutuhkan system yang mengatur atau semacam arahan untuk bertindak guna menumbuhkan kepribadian yang baik dalam bergaul dan berinteraksi dengan gurunya.

Strategi guru di dalam kelas memiliki strategi penyampaian yang baik mampu menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, sehingga siswa akan aktif dalam mengikuti suasana pembelajaran. Jadi guru kreatif itu sangat penting karena dengan menjadi seorang guru yang kreatif maka akan mudah untuk menyusun strategi mengajar yang menarik untuk peserta didik untuk mengaktifkan kelas dan menjadikan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran di kelas, karena dengan adanya strategi mengajar yang menarik akan memotivasi peserta didik aktif untuk belajar.

Dirangkum dari berbagai sumber di internet

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENOREH EXPLOR