marsoedi
SMK NEGERI 1 GIRIMULYO
Rabu, 18 Desember 2024
Senin, 16 Desember 2024
Siswa Kelas XI SMKN 1 Girimulyo Mengikuti Kegiatan P5 Tema Kebekerjaan Topik “Ayo Membatik”
Siswa Kelas XI
SMKN 1 Girimulyo
Mengikuti Kegiatan
P5
Tema Kebekerjaan Topik “Ayo Membatik”
Oleh :
Marsudi,S.Pd
Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila atau P5 resmi diadakan oleh SMKN 1 Girimulyo selama tiga hari
yakni pada 7 hingga 9 November 2024.
Kegiatan dengan tema kebekerjaan tersebut, memilih topik Ayo Membatik khusus untuk kelas XI.
Kegiatan P5 SMKN 1 Girimulyo kelas XI semester Gasal ini dibuka oleh Wakil
Kepala Sekolah Urusan Kurikulum SMK Negeri 1 Girimulyo Bapak Winarto,S.Pd,M.Pd.
Dalam sambutannya Beliau
menyampaikan tentang Profil Pelajar Pancasila dan perlunya diselenggarakan Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila, selain itu Bapak Winarto juga menyampaikan alasan mengambil
tema kebekerjaan dengan topik Ayo Membatik, menurut beliau dengan memilih tema
kebekerjaan dengan topik Ayo Membatik diharapkan dapat membuka wawasan dari
para siswa tentang peluang usaha dimasa mendatang dengan tiga prinsip, melihat,
meniru dan memodifikasi apa yang para siswa lihat dan dikerjakan dalam tahapan
membatik .
Kemudian dalam sesi kedua seluruh siswa kelas XI menerima
materi sosialisasi mengenai
sejarah dan makna batik, serta teknik dasar dalam membatik dari
Narasumber “Sembung Batik” dengan didampingi oleh fasilitator P5.
Selanjutnya, para siswa langsung mempraktikkan
pembuatan pentangan sebagai persiapan untuk membuat batik dengan motif yang
diinginkan. Dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan membuat desain kain. Dimana dalam Kegiatan yang
dimulai sejak pukul 11.00 WIB ini, para siswa dibagi dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 5 siswa ,Dimana tiap kelompok diwajibkan membuat 2 desain
taplak meja dengan ukuran 1 X 1 meter.
Di hari kedua para siswa diajak ke “Sembung Batik” yang berada di daerah Kelurahan Gulurejo Kapanewon Lendah Kabupaten Kulonprogo, Dimana Para Siswa belajar tentang teknik pengecapan yang melibatkan proses pewarnaan dan penghilangan malam.
Dengan bimbingan ahli dari “Sembung
Batik”, para siswa memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang proses ini.
Pada tahap berikutnya, siswa-siswa ini memulai proses mencanting, yaitu menutup bagian-bagian yang tidak rata pada saat proses pengecapan batik. Dalam hal ini, ketelitian dan kecermatan sangat diperlukan agar hasil batik menjadi indah dan berkualitas.
Setelah selesai proses mencating dilanjutkan mewarnai batik sesuai dengan
desain dan warna yang telah mereka tentukan sebelumnya. Proses ini membutuhkan
keahlian dalam mengombinasikan warna dan menghasilkan harmoni pada batik yang
sedang mereka ciptakan.
Setelah selesai proses pencatingan para siswa
melakukan fiksasi atau penguncian warna pada batik yang telah selesai diwarnai.
Setelah itu, kain batik dibersihkan dan dijemur untuk mengeringkan warna dan
membuat warna batik lebih tahan lama.
Pada hari Ketiga , siswa-siswa menyusun laporan
dalam bentuk “Reel Video” mengenai proses dan hasil karya batik yang mereka
ciptakan. Laporan ini berfungsi sebagai bukti keberhasilan mereka dalam
mengikuti seluruh rangkaian kegiatan projek ini. kemudian para siswa
menyelesaikan laporan dan bersiap untuk melakukan presentasi di hadapan guru
dan teman-teman mereka. Dalam presentasi ini, mereka membagikan pengalaman dan
hasil karya batik terbaik yang mereka ciptakan selama kegiatan ini.
Proyek Penguatan Pelajar Pancasila Tema 2
Kearifan kebekerjaan Membatik di SMK
Negeri 1 Girimulyo di tutup dengan hari keempat dengan evaluasi dan refleksi.
Para siswa mengevaluasi proses dan hasil karya mereka, serta merayakan
keberhasilan projek ini dengan rasa bangga dan bahagia.
Dalam projek ini, siswa-siswa berhasil
menciptakan berbagai karya batik terbaik berupa taplak meja sebanyak 40 buah yang
menunjukkan dedikasi mereka dalam melestarikan budaya batik. Karya-karya
tersebut merupakan bentuk apresiasi mereka terhadap warisan budaya Indonesia
dan menjadi bukti nyata bahwa batik tetap relevan dan memiliki tempat yang
istimewa di kalangan anak muda dan juga bisa menjadi inspirasi usaha dikelak
kemudian hari
SMK Negeri 1 Girimulyo berharap projek ini
dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan kegiatan
serupa dalam upaya melestarikan budaya dan mengembangkan kreativitas siswa.
Dengan adanya proyek semacam ini, diharapkan generasi muda tetap memiliki
kesadaran dan rasa cinta terhadap budaya Indonesia yang kaya dan beragam serta
mampu melestarikan dengan karya karya mereka.
Minggu, 08 Desember 2024
Rabu, 25 Mei 2022
menumbuhkan minat belajar siswa dan membuat siswa belajar aktif dalam pembelajaran
Bukan rahasia lagi bahwa dalam mengajar daring, menumbuhkan
minat belajar siswa dan membuat siswa belajar aktif dalam pembelajaran online
adalah sebuah tantangan besar bagi seorang guru. Segala keterbatasan seperti
keterbatasan interaksi, ruang gerak, dan kegiatan belajar yang mengharuskan
anak duduk diam di depan monitor membuat siswa lekas bosan. Jika Guru Pintar
tidak jeli dengan kondisi...
Minat belajar siswa saat pandemi
melanda menjadi perhatian banyak pihak. Sekolah yang dilaksanakan secara daring
selama lebih dari satu tahun membuat siswa mulai merasa bosan. Sering kali
orang tua juga mengeluhkan bagaimana anak-anak mereka telah berada dalam titik
kejenuhan sehingga menjadi malas untuk belajar. Pada dasarnya siswa SD, siswa
SMP, ataupun siswa SMA menghadapi hal yang sama...
5 Cara Membuat Siswa
Suka Belajar di Kelas Daring
Tanggal diterbitkan 9 Bulan Lalu - 6447 Views
Salah satu
keluhan yang sering dilontarkan siswa saat belajar di kelas daring adalah rasa
bosan yang mendera selama pembelajaran di kelas. Menumbuhkan minat belajar
siswa menjadi tantangan yang harus ditaklukkan. Rasa bosan atau jenuh memang
tidak hanya terjadi saat pembelajaran daring saja, saat pembelajaran luring
atau tatap muka pun murid kerap memperlihatkan rasa jenuhnya saat belajar. Hal
ini menjadi indikator menurunnya semangat belajar siswa.
Saat belajar luring atau tatap muka, lebih mudah membangun kedekatan (bonding) siswa. Saat luring, sangat
mudah melihat dan merespon setiap perilaku yang ditunjukkan oleh siswa dan
begitu pula sebaliknya. Sedangkan di saat daring jarak membuat guru tidak dapat
melihat siswa secara utuh sehingga membutuhkan Kerjasama yang lebih baik antara
guru, siswa, dan orang tua jika ada kendala saat pembelajaran di rumah.
Guru pintar harus jeli menghadapi situasi seperti ini. Jangan dibiarkan
siswa merasa bosan berkepanjangan. Guru pintar harus segera mencari cara
meningkatkan minat belajar siswa. Ini penting sekali supaya anak tidak
mengalami learning loss selama
belajar di masa pandemi covid 19. Meskipun kelas berpindah ke rumah, pastikan
kegiatan pembelajaran tetap menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Terapkan lima cara berikut ini untuk meningkatkan minat dan fokus anak
saat pembelajaran daring berlangsung.
1. Libatkan siswa dalam menentukan tujuan
pembelajaran
Photo by National Cancer Institute on Unsplash
Salah satu upaya meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan melibatkan
mereka dalam menentukan tujuan pembelajaran. Hal ini bukan berarti anak diajak
untuk menentukan pembelajaran seperti yang ada di dalam kurikulum. Bukannya
termotivasi, siswa akan merasa pusing jika hal seperti ini yang Guru pintar
lakukan. Maksud dari melibatkan siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran
adalah membuat siswa memahami tujuan belajar suatu materi. Bagaimana caranya?
Misalnya Guru pintar sedang mengajarkan tentang siklus hujan. Yang pertama
guru pintar lakukan adalah bertanya kepada murid apa yang mereka ketahui
tentang siklus hujan. Hal ini penting untuk mengetahui apa saja yang sudah
mereka ketahui tentang materi yang akan diajarkan sehingga tidak ada lagi
pengulangan-pengulangan. Karena sesuatu hal yang sama jika dilakukan
berulang-ulang akan memunculkan rasa bosan.
Pertanyaan kedua yang dapat Guru pintar lontarkan adalah apa saja yang
ingin mereka ketahui atau pelajari tentang siklus hujan. Jawaban dari siswa
pasti beragam. Guru pintar dapat memasukkan jawaban-jawaban siswa ke dalam
beberapa kategori. Beritahukan mana tujuan belajar yang sesuai dengan kurikulum
dan mana yang bukan. Jangan mengabaikan keingintahuan siswa yang tidak masuk
dalam kategori tujuan pembelajaran sesuai kurikulum. Tetap ajak siswa belajar
hal tersebut dengan demikian tujuan pembelajaran terpenuhi, keingintahuan siswa
juga terjawab.
2. Ciptakan lingkungan kelas yang menyenangkan
dan menginspirasi
Cara kedua dalam menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar adalah
dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menginspirasi. Saat
belajar tatap muka di sekolah, Guru pintar dapat menghias kelas dengan berbagai
ornamen menarik atau menempelkan kata-kata motivasi untuk membuat siswa lebih
bersemangat dalam belajar. Guru pintar juga dapat menempelkan hasil karya siswa
di dinding kelas supaya siswa memiliki rasa bangga dan muncul keinginan untuk
menjadi lebih baik lagi. Bagaimana dengan kelas daring?
Menciptakan kelas yang penuh hiasan saat daring tetap bisa dilakukan. Guru
pintar dapat membuat video class
tour atau school tour untuk
mengobati rasa kangen siswa pada sekolah. Saat pembelajaran sinkron menggunakan
aplikasi zoom atau google meet, guru pintar dapat menentukan tema-tema yang
berkaitan dengan pelajaran.
Misalnya siswa sedang belajar tentang binatang. Guru pintar dapat
berdandan seperti seorang pemburu. Ajak siswa mengenakan properti berkaitan
dengan tema misalnya topi pemburu atau topi bertema binatang, kostum binatang,
dan lain sebagainya. Jika tidak ada, siswa bisa menggunakan gambar binatang
sebagai virtual background.
Penggunaan atribut, aksesoris, atau virtual
background yang selalu berubah sesuai dengan tema akan membuat suasana
kelas lebih fresh dan menyenangkan.
3. Kaitkan pembelajaran dengan kehidupan
sehari-hari
Salah satu penyebab kurangnya minat belajar siswa adalah pembelajaran yang
tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Anak-anak yang tidak mengetahui
pentingnya suatu materi dipelajari membuat mereka tidak termotivasi. Tanamkan
pada mereka bahwa mereka belajar tidak hanya untuk mendapatkan nilai semata.
Seorang guru Bahasa Inggris yang mengajar siswa jurusan Kriya Kayu
bercerita siswanya kurang termotivasi saat belajar Bahasa Inggris. Menurut
mereka yang penting dapat menciptakan sebuah produk yang bagus dan berkualitas.
Setelah guru tersebut menunjukkan betapa Bahasa Inggris juga dapat bermanfaat
bagi mereka seperti mereka dapat menawarkan produk mereka pada turis atau
mereka dapat menjual produk hingga ke luar negeri jika memiliki keterampilan
berpromosi secara online menggunakan sosial media.
Setelah tahu manfaat pembelajaran Bahasa Inggris, siswa-siswa tersebut
menunjukkan peningkatan minat belajar. Nah, Guru pintar! Jangan lupa untuk
selalu membuat murid merasa butuh mempelajari suatu pelajaran karena hal
tersebut akan bermanfaat pada kehidupan siswa kelak.
4. Gunakan media yang menarik minat Siswa
Photo by Chris Montgomery on Unsplash
Upaya meningkatkan minat belajar dapat dilakukan dengan menggunakan media
penunjang yang menarik. Guru pintar bebas menggunakan media berwujud benda,
gambar, atau media-media digital menggunakan aplikasi yang sesuai.
Media dapat membantu Guru pintar menanamkan konsep sehingga lebih mudah
dimengerti oleh siswa. Media berwujud benda misalnya flashcards, replika,
atau benda aslinya. Media digital dapat berupa slides, video, games Pendidikan interaktif dan lain
sebagainya.
Yang harus Guru pintar pertimbangkan adalah apakah media tersebut sesuai
dan dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran. Jika menggunakan media digital
atau aplikasi, Guru pintar harus memastikan kesiapan guru dan siswa menggunakan
aplikasi tersebut. Ingat! Bukan apps
before task, tetapi, Task
before apps.
5. Refleksi
Selama ini banyak yang berpendapat refleksi hanya dapat dilakukan pada
siswa level tinggi. Ternyata refleksi ini dapat dilakukan pada level apapun,
bahkan TK sekalipun. Refleksi sangat bermanfaat bagi guru dan siswa untuk
melakukan evaluasi diri dan kemudian melakukan tindakan untuk memperbaiki jika
ada hal yang kurang.
Guru pintar tidak hanya dapat mengajak siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran. Ajak anak untuk melakukan refleksi terkait pertemanan, emosi, dan
lain sebagainya. Kemampuan refleksi tidak dapat serta merta dilakukan. Hal ini
perlu sekali dilatihkan sedini mungkin. Yang harus Guru pintar lakukan adalah
menyesuaikan bentuk kegiatan refleksi sesuai dengan level siswa yang diajar.
Yuk, Guru pintar! Let’s do our best
for the students. Ini adalah investasi kita untuk pembentukan generasi
berkualitas yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan di masa depan.
Sorotan
Mengatasi dampak Pandemi di Dunia Pendidikan
Setahun lebih setelah pandemi, anak dan remaja di Indonesia
menghadapi tantangan ‘kenormalan baru’. Pandemi memiliki dampak
sekunder yang luas terhadap 80 juta anak Indonesia dan kehidupan sehari-hari
mereka. Pendidikan jutaan anak dan remaja terganggu
Keputusan pemerintah yang mendadak dengan
meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah/madrasah menjadi
di rumah, membuat kelimpungan banyak pihak. Ketidaksiapan stakeholder
sekolah/madrasah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama
kekacauan ini, walaupun sebenarnya pemerintah memberikan alternatif solusi
dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebagai syarat kenaikan atau
kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi darurat seperti saat ini.
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai
pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat
berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan teknologi
sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya
bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas
pembelajaran daring ini .
Antara lain Penguasaan teknologi yang masih
rendah Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi, tidak semua sudah
terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya, keterbatasan
sarana dan prasarana Kepemilikan perangkat pendukung teknologi,
Pertama, Penguasaan teknologi yang masih rendah
Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi terutama guru generasi X
(lahir tahun 1980 ke bawah) yang pada masa mereka penggunaan teknologi belum
begitu masif. Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau belajar, pasti mampu
karena prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap
menghadapi perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya.
Keadaan hampir sama juga di alami oleh para
siswa, tidak semua sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kehidupan
sehari-harinya. Di sekolah pun mereka harus rebutan dalam menggunakan perangkat
teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang dimiliki oleh
sekolah/madrasah bahkan tidak semua sekolah/madrasah sudah terkoneksi ke
internet demikian juga kemungkinan mereka tidak dikenalkan teknologi dalam
pembelajaran. Disamping itu juga tidak semua orangtua mereka mampu memberikan
fasilitas teknologi kepada anak-anaknya.
Metode pembelajaran daring ini sebenarnya sudah
bukan barang baru, sebab di beberapa negara terutama di negara maju kegiatan
ini sudah terbiasa. Proses pembelajaran di perguruan tinggi apalagi, tidak
hanya di luar negeri namun di Indonesia juga sudah terbiasa dilaksanakan, namun
untuk pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah belum
begitu populer sehingga diperlukan persiapan yang sungguh-sungguh agar bisa
berjalan dengan baik.
Perkembangan zaman akan menuntut perubahan
peradaban, dan hal ini akan berdampak pada cara atau metode pembelajaran yang
sudah biasa dilakukan. Pada zaman yang serba teknologi seperti saat ini, tidak
menutup kemungkinan Proses Belajar Mengajar (PBM) selanjutnya akan dilaksanakan
secara daring, mengingat efektifitas dalam kegatan transfer ilmu pengetahuan
yang sangat baik, cepat, mudah dan murah.
Perubahan peradaban dan metode ini menuntut
stakeholder pendidikan untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti perkemabangan
zaman seperti saat ini. Tak ada seorangpun yang dapat membantah ataupun menolak
pesatnya perkembangan teknologi ini, bahkan kalau ada yang menolaknya, maka
siap-siap saja akan tertinggal, bahkan akan terlindas oleh orang lain.
Teknologi ibarat dua mata pisau yang
masing-masing memiliki peran yang sama besarnya, yaitu sisi positif dan negatif
yang memberikan pengaruh terhadap perubahan peradaban manusia. Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi,
oleh karena itu literasi teknologi sangat penting bagi masyarakat, agar
penggunaan teknologi betul-betul bermanfaat tanpa merugikan dan juga berdampak
negatif terhadap tatanan kehidupan.
Khusus dalam bidang pendidikan, literasi
teknologi ini perlu dipelajari oleh seluruh stakeholder pendidikan, terutama
dalam pemanfaatannya sebagai media pembelajaran daring yang saat ini sedang
dilakukan Bergesernya perilaku manusia dari manual ke digital seperti yang
terjadi saat ini dari segi positifnya adalah dapat mempermudah menyelesaikan
urusan manusia. Pekerjaaan bisa dilakukan tanpa memerlukan waktu lama, biaya
yang bisa ditekan dan tempat yang tidak terbatas. Saat ini manusia bisa
mencukupi kebutuhan mereka ketika berada di dalam rumah, termasuk pendidikan
yang dapat mereka akses kapan pun waktu yang mereka inginkan, tidak terbatas
seperti ketika ada di sekolah/madrasah.
Namun perubahan perilaku ini juga bukan tanpa
dampak negatif. Salah satunya adalah nilai sosial antar sesama manusia menjadi
berkurang karena jarangnya interaksi secara langsung diantara mereka.
Sifat individualistis pasti akan sangat kental di zaman digital seperti saat
ini, rasa empati dan simpati antar sesama akan melemah dan semua hal akan lebih
banyak diukur dengan materi.. (sumber Editor : Nunik)
Pada dasarnya nilai sosial adalah suatu perilaku atau
tindakan individu yang dianggap baik oleh kebanyakan masyarakat. Dalam buku
Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat (2006) karya Bagja Waluya, nilai sosial adalah penghargaan yang
diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang terbukti memiliki daya guna
fungsional bagi kehidupan bersama. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud),
Banyak
tokoh-tokoh sosiologi yang mengartikan nilai sosial. Kimball Young, berpendapat bahwa nilai sosial adalah asumsi yang
abstrak dan sering tidak disadari apa yang baik dan benar. Serta apa yang
dianggap penting oleh masyarakat. A.W Green, tokoh sosiologi dari Amerika
Serikat mengatakan bahwa nilai sebagai kesadaran yang secara efektif berlangsung
disertai emosi terhadap obyek. Tokoh sosiologi Indonesia, Soerjono Soekanto
berpendapat bahwa nilai sosial adalah konsepsi abstrak di dalam diri manusia
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Karakteristik nilai sosial Nilai sosial
merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat. Karena setiap masyarakat
yang bersangkutan harus melestarikan dengan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa karakteristik dalam nilai sosial, yakni: Nilai sosial
diperoleh melalui proses interaksi. Bukan perilaku warisan biologis yang dibawa
sejak lahir. Ditransformasikan atau diwariskan lewat proses belajar yang
dibarengi sosialisasi, akulturasi, dan difusi. Nilai sosial berupa ukuran atau
peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Setiap
masyarakat memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda. Masing-masing nilai sosial
yang ada dalam masyarakat memiliki efek atau dampak yang berbeda-beda.
Memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat.
Ada
beberapa fungsi nilai sosial di masyarakat, yakni: Dalam menyumbangkan
perangkat norma sosial yang dapat menetapkan kedudukan seseorang pada kelompok
masyarakat. Dapat mengarahkan anggota masyarakat dalam berpikir dan bertingkah
laku. Karena masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan bertingkah laku
yang terbaik. Nilai sosial merupakan penentu akhir bagi manusia dalam memenuhi
peranan-peranan sosialnya. Sebagai solidaritas di kalangan anggota kelompok
atau masyarakat. Sebagai alat pengawas atau kontrol perilaku manusia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nilai Sosial, Arti, Fungsi dan
Macamnya", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/16/170000869/nilai-sosial-arti-fungsi-dan-macamnya?page=all.
Penulis : Ari Welianto
Editor : Ari Welianto
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan
cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain dan membutuhkan bantuan
serta hubungan satu sama lain untuk kerjasama dan kebersamaan mencapai
suatu tujuan. Hubungan pada hakikatnya untuk memupuk kesadaran akan pentingya
saling bantu membantu satu sama lain. Kehidupan sosial bermasyarakat perlu ditanamkan
dimanapun dan kapanpun agar tumbuh rasa saling tolong-menolong. Oleh karenan
itu, kita perlu mempererat nilai sosial melalui hubungan kolega, sahabat dan
keluarga, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis dalam kebersamaan. by :
Adie Erar Yusuf
Pentingnya nilai-nilai sosial ini perlu
menanamkan nilai sosial dalam diri peserta didik karena berfungsi sebagai
kerangka acuan dalam berinteraksi dan berperilaku dengan sesama sehingga
keberadaanya dapat diterima oleh gurunya dan akan menjadi pondasi penting bagi
bangsa dan negara, Sebaliknya tanpa nilai–nilai sosial suatu masyarakat dan
Negara tidak akan memperoleh kehidupan yang harmonis dan demokrasi. Nilai juga
dapat memotivasi manusia, hal itu dapat dilihat pada kehidupan guru di
lingkungan sekolah. Sebagian besar guru menempatkan diri sebagai pribadi yang
mesti memberikan teladan bagi orang-orang di sekitarnya. Karena pemahaman
tersebut, sang guru berusaha menjaga tindakan-tindakan agar sesuai dengan
harapan masyarakat, dan dia tidak segan terlibat aktif dalam kegiatan sosial.
Nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup oleh peserta didik dalam
menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga menjadi pedoman hidup
siswa/siswi dalam berinteraksi dengan guru dan masyarakat lainnya. Sehingga
nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun dengan
sistem nilai yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan penyesuaiannya
dengan setiap individu saat ia dewasa membutuhkan system yang mengatur atau
semacam arahan untuk bertindak guna menumbuhkan kepribadian yang baik dalam
bergaul dan berinteraksi dengan gurunya.
Strategi guru di dalam kelas memiliki
strategi penyampaian yang baik mampu menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, sehingga siswa akan aktif dalam mengikuti suasana
pembelajaran. Jadi guru kreatif itu sangat penting karena dengan menjadi
seorang guru yang kreatif maka akan mudah untuk menyusun strategi mengajar yang
menarik untuk peserta didik untuk mengaktifkan kelas dan menjadikan peserta
didik aktif dalam proses pembelajaran di kelas, karena dengan adanya strategi
mengajar yang menarik akan memotivasi peserta didik aktif untuk belajar.
Dirangkum dari berbagai sumber di internet
Senin, 23 Mei 2022
RINGKASAN MATERI PKN KELAS XI SEM GASAL KURIKULUM 13
BAB 1
Harmonisasi
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila
A. Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
1.
Makna Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
2.
Makna Kewajiban Asasi Manusia
Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban asasi
dapat diartikan sebagai kewajiban dasar setiap manusia.
Hak dan kewajiban asasi merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Keduanya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab-akibat. Seseorang
mendapatkan haknya dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya.
B. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
dalam Pancasila
Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai
kemanusiaan. Pancasila sangat menghormati hak dan kewajiban asasi setiap warga
Negara maupun bukan warga negara Indonesia.
1.
Hak dan kewajiban Asasi Manusia
dalam Nilai Dasar Pancasila
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai
Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya
terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
2.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
dalam Nilai Instrumental Pancasila
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai
instrumental sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata
lain, nilai instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila.
Perwujudan nilai instrumental pada umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional
3.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan
selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan
aspirasi masyarakat.
C. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
1.
Penyebab Pelanggaran
Hak Asasi Manusia
Pelanggaran HAM disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
a. Faktor Internal
Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal
dari diri pelaku pelanggar HAM.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM.
2. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia
Di Indonesia pernah terjadi beberapa kasus pelanggaran HAM. Kasus tersebut
antara lain
·
Kerusuhan Tanjung
Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang tewas, 36 orang luka
berat, dan 19 orang luka ringan.
·
Penculikan aktivis
pada 1997/1998. Dalam kasus ini 23 orang dinyatakan hilang
·
Penembakan mahasiswa
Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini 4 (empat) orang
mahasiswa tewas.
D. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)
Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM:
·
Pembentukan Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
·
Pembentukan Instrumen
HAM.
·
Pembentukan Pengadilan
HAM
Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia:
a. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Diantara upayanya adalah dengan menegakkan supremasi hukum dan demokrasi.
b. Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban
Asasi Manusia
Diantara caranya adalah dengan menghindarkan diri dari sikap egois atau terlalu
mementingkan diri sendiri.
BAB 2
Sistem dan
Dinamika Demokrasi Pancasila
A. Hakikat Demokrasi
Makna Demokrasi
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat. Artinya, rakyat dengan serta merta mempunyai kebebasan untuk melakukan
semua aktivitas kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari
pihak mana pun, karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk
kepentingan bersama.
Klasifikasi Demokrasi
a. Berdasarkan Titik Berat Perhatiannya
·
Demokrasi formal
·
Demokrasi material
·
Demokrasi gabungan
b. Berdasarkan ideologi
·
Demokrasi
konstitusional atau Demokrasi liberal
·
Demokrasi rakyat atau
Demokrasi proletar
c. Berdasarkan Proses Penyaluran Kehendak
Rakyat
·
Demokrasi langsung
·
Demokrasi tidak
langsung
Prinsip-prinsip Demokrasi
·
Menyelesaikan
perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
·
Menjamin
terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah.
·
Menyelenggarakan
pergantian pimpinan secara teratur.
·
Membatasi pemakaian
kekerasan sampai minimum.
·
Mengakui serta
menganggap wajar adanya keanekaragaman.
·
Menjamin tegaknya
keadilan.
B. Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila
1. Prinsip-Prinsip Demokrasi di Indonesia
Pada hakikatnya inti dari Demokrasi Pancasila adalah sila keempat, yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Jadi, Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dikendalikan oleh dua nilai
yaitu nilai hikmat dan nilai bijak.
Demokrasi Pancasila memiliki nilai lebih jika dibandingkan
dengan demokrasi di negara lain. Apa nilai lebihnya? Demokrasi Pancasila
mengandung beberapa nilai moral yang bersumber dari Pancasila.
Adapun prinsip Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut
·
Demokrasi yang
Berketuhanan Yang Maha Esa.
·
Demokrasi dengan
kecerdasan.
·
Demokrasi yang
berkedaulatan rakyat
·
Demokrasi dengan rule
of law
·
Demokrasi dengan
pemisahan kekuasaan Negara
·
Demokrasi dengan hak
asasi manusia
·
Demokrasi dengan
pengadilan yang merdeka
·
Demokrasi dengan
otonomi daerah
·
Demokrasi dengan
kemakmuran
·
Demokrasi dengan
berkeadilan sosial
Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila
·
Pelaksanaan Demokrasi
di Indonesia pada Periode 1945 – 1949
·
Pelaksanaan Demokrasi
di Indonesia pada Periode 1949 – 1959
·
Pelaksanaan Demokrasi
di Indonesia pada Periode 1959 – 1965
·
Pelaksanaan Demokrasi
di Indonesia pada Periode 1965 – 1998
·
Pelaksanaan Demokrasi
di Indonesia pada Periode 1998 – sekarang
C. Membangun Kehidupan yang Demokratis di
Indonesia
1. Pentingnya Kehidupan yang Demokratis
Kehidupan yang demokratis perlu untuk diterapkan oleh Negara, sebab hal ini
akan menjadikan masyarakat akan hidup dengan aman, adil, tentram, dan damai.
Adapun wujud penerapan kehidupan demokratis adalah:
·
Persamaan kedudukan di
mata hukum
·
Partisipasi dalam
pembuatan keputusan
·
Distribusi pendapatan
secara adil
·
Kebebasan yang
bertanggung jawab
2. Perilaku yang Mendukung Tegaknya Nilai-Nilai Demokrasi
Demokrasi tidak mungkin terwujud, jika tidak didukung oleh masyarakatnya.
kehidupan yang demokratis hanya mungkin dapat terwujud ketika rakyat
menginginkan terwujudnya kehidupan tersebut. Adapun cara yang bisa dilakukan
masyarakat untuk mendukung tegaknya nilai-nilai demokrasi adalah:
·
Membiasakan diri untuk
berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.
·
Membiasakan diri untuk
bertindak demokratis dalam segala hal.
·
Membiasakan diri untuk
menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
BAB 3
Sistem Hukum dan Peradilan Di Indonesia
1.
Makna dan Karakteristik Hukum
Hukum pada hakikatnya merupakan pagar pembatas, agar kehidupan
manusia aman dan damai. Sesuatu disebut hukum jika mengandung unsur-unsur:
peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat; peraturan
itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang berwajib; peraturan itu
bersifat memaksa; dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah
tegas.
Adapun yang menjadi karakteristik dari hukum adalah adanya
perintah dan larangan, serta perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi
oleh semua orang.
2.
Penggolongan Hukum
a.
Berdasarkan sumbernya
·
Hukum undang-undang
·
Hukum kebiasaan
·
Hukum traktat
·
Hukum yurisprudensi
b.
Berdasarkan tempat berlakunya
·
Hukum nasional
·
Hukum internasional
·
Hukum asing
·
Hukum gereja
c.
Berdasarkan bentuknya
·
Hukum tertulis
·
Hukum tidak tertulis
d.
Berdasarkan waktu berlakunya
·
Hukum positif
·
Hukum negative
e.
Berdasarkan cara mempertahankannya
·
Hukum material
·
Hukum formal
f.
Berdasarkan sifatnya
·
Hukum yang memaksa
·
Hukum yang mengatur
g.
Berdasarkan wujudnya
·
Hukum objektif
·
Hukum subjektif
h.
Berdasarkan isinya
·
Hukum publik
·
Hukum privat
3.
Tujuan Hukum
Tujuan hukum adalah untuk menertibkan masyarakat dan melindungi
segenap bangsa dan seluruh tanah air Indonesia.
4.
Tata Hukum Indonesia
Tata hukum Indonesia merupakan keseluruhan peraturan hukum yang
diciptakan oleh negara dan berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia yang
berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
B.
Mencermati Sistem Peradilan di Indonesia
1. Makna
Lembaga Peradilan
Lembaga peradilan adalah pengadilan negara yaitu lembaga yang
dibentuk oleh negara sebagai bagian dari otoritas negara di bidang kekuasaan
kehakiman dengan sumber hukumnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di
dalam Negara.
Terdapat perbedaan antara konsep peradilan dengan pengadilan.
Peradilan menunjuk pada proses mengadili perkara sesuai dengan kategori perkara
yang diselesaikan. Adapun, pengadilan menunjuk pada tempat untuk mengadili
perkara atau tempat untuk melaksanakan proses peradilan guna menegakkan hukum.
2. Dasar
Hukum Lembaga Peradilan
Adapun yang menjadi dasar hukum terbentuknya lembaga-lembaga
peradilan nasional diantaranya adalah.
·
Pancasila terutama sila kelima, yaitu “Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”
·
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab IX
Pasal 24 Ayat (2) dan (3).
3. Klasifikasi
Lembaga Peradilan
Dalam pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman disebutkan bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”
Dari ketentuan di atas, sesungguhnya badan peradilan nasional
dapat diklasifkasikan sebagai berikut.
a. Lembaga
peradilan di bawah Mahkamah Agung
·
Peradilan Umum
·
Peradilan Agama
·
Peradilan Militer
·
Peradilan Tata Usaha Negara
b. Mahkamah
Konstitusi
1). Kompetisi
Relatif
Kompetensi relatif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan tugas
dan wewenangnya untuk mengadili suatu perkara.
2.) Kompetisi
Absolut
Kompetensi absolut, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan
wilayah hukum atau wilayah tugas suatu badan peradilan.
4. Perangkat
Lembaga Peradilan
a. Peradilan
Umum
·
Pengadilan negeri
·
Pengadilan tinggi
b. Peradilan
Agama
·
Pengadilan agama
·
Pengadilan tinggi agama
c. Peradilan
Militer
·
Pengadilan Militer
·
Pengadilan Militer Tinggi
·
Pengadilan Militer Utama
·
Pengadilan Militer Pertempuran.
d. Peradilan
Tata Usaha Negara
·
Pengadilan Tata Usaha Negara
·
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
5. Tingkatan
Lembaga Peradilan
·
Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri)
·
Pengadilan Tingkat Kedua
·
Kasasi oleh Mahkamah Agung
C.
Menampilkan Sikap yang Sesuai dengan Hukum
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan
konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai
dengan sistem hukum yang berlaku.
Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum
yang berlaku dapat dilihat dari perilaku yang diperbuatnya: disenangi oleh
masyarakat pada umumnya, tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang
lain, tidak menyinggung perasaan orang lain, menciptakan keselarasan,
mencerminkan sikap sadar hukum, dan mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
-
Siswa Kelas XI SMKN 1 Girimulyo Mengikuti Kegiatan P5 Tema Kebekerjaan Topik “Ayo Membatik” Oleh : Marsudi,S.Pd Projek Penguatan...
-
kumpulan Soal Bab 1 dan bab 2 PKn kelas X 1. Negara adalah kekuasaan manusia untuk menindas kelas atau kelompok manusia lainnya ...